SEKDA BUKA SIRI DIALOG UTARA XIII

Jumat, 31 Mei 20130 komentar

 
Pelaksana Tugas Wali Kota Medan diwakili Sekda Ir Syaiful Bahri Lubis MM membuka Seminar Internasional Duta Melayu XIII (Siri Dialog Utara) di Hotel Madani Medan, jumat (24/5) malam. Seminar yang dihadiri 370 peserta yang merupakan sastrawan dan budayawan dari Indonesia, Malaysia dan Thailand ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam menciptakan karya-karya lebih baik dan berkualitas lagi pada masa yang akan datang.
    Seminar yang merupkan hasil kerjasama Duta melayu XIII dengan Program Pascasarjana Universita Muslim Nusantara  (UMN) Al Wasliyah Medan ini, mengusung tema  Temu Dialog Serumpun Melayu Dalam Konteks Kebahasaan dan Kesateraan. Untuk itu seminar ini diharapkan dapat menghasilkan kebijakan-kebijakan yang semakin memperkuat hubungan serumpun tersebut.
   Dihadapan Ketua Gabungan Penulis Nasional (Gapena) Malaysia Prof DR Abdul Latirf Bakar, Direktur Pasca sarjana UMN Al Wasliyah Medan Prof DR Sri Sulistiawati PHD, Rektor UMN Al Wasliyah Drs H Kondar  Siregar, Kadis Pendidikan Kota Medan Drs Parluhutan Siregar serta para sastrawan dan budayawan, Sekda  menilai seminar ini memiliki arti dan kedudukan yang sangat strategis  sebagai salah satu upaya cara dalam peningkatan pengetahuan serta kemampuan, terutama dalam bidang sastra dan budaya.
  “Jadi saya berharap seminar ini berjalan dengan sukses dan lancar. Hasilnya dapat menambah pengetahuan dan membuka cakrawala berfikir, serta memotivasi kita untuk menciptakan hasil karya yang lebih baik lagi. Selain itu dapat memberikan masukan sehingga hubungan serumpun ini semakin baik lagi pada masa yang akan datang,” kata Sekda.
    Atas dasar itulah Sekda atas nama Pemko Medan menyampaikan aspirasi yang setinggi-tingginya kepada Program Pascasarja UMN Al Wasliyah  atas inisiatifnya menggelar seminar internasional ini. Dia berharap agar kegiatan seperti ini dapat terus berlangsung dan berkelanjutan. Dengan demikian para generasi muda dapat terus meningkatkan kemampuannya terutama di bidang sastra dan budaya.
 “Saya berharap dengan dengan kerjasama  yang dilakukan dengan Gapena Malaysia dan Thailand, hasilnya bisa lebih baik dan berkualitas lagi.  Untuk itu kepada seluruh peserta seminar, saya berpesan untuk mengikuti seminar ini dengan sebaik-baiknya guna memberikan manfaat dalam menciptakan karya-karya yang lebih baik dan berkualitas lagi pada masa yang akan datang,” harapnya.
   Sebelumnya Direktur Pascasarjana UMN Al Wasliyah Prof DR Sri Sulistiawati PHD, seminar yang digelar ini merupakan hasil rintisan yang telah dilakukannya beberapa tahun silam ketika masih menjabat sebagai Rektor UMN Al Wasliyah. Karenanya, dia sangat berterima kasih kepada Rektor UMN yang sekarang karena masih peduli dan kembali menggelar kegiatan ini.
  “Semoga dengan terus digelarnya kegiatan ini, mampu memberikan manfaat bagi semua, terutama mengangkat nama baik UMN Al Wasliyah dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Apalagi UMN Al Wasliyah kini telah menjalin krjasama dengan perguruan tinggi di Malaysia dasn Thailand,” ungkap Sri.
   Sedangkan Rektor UMN Al Wasliyah Drs H Kondar Siregar berharap agar seminar yang akan berlangsung 24-26 Mei ini, bisa menghasilkan keputusan-keputusan yang dapat diambil para pengambil keputusan baik itu pemerintah Indonesia maupun Malaysia sebagai acuan untuk membuat kebijakan.
   Sementara itu Ketua Gapena Malaysia Prof DR Abdul Latief Bakar  mengungkapkan, pihaknya membawa 50  peserta dari Malaysia untuk mengikuti seminar ini. Dari jumlah itu, sebagian diantaranya merupakan orang-orang lama yang ikut menggagas  dideklarasikannya dialog ini pada tahun 1982.
  Setelah mengetahui banyak diantara tokoh penggagas dari Indonesia, terutama Medan yang telah meninggal seperti T Lukman Sinar dan Samin Siregar , maka Abdul Latief sebelum melanjutkan sambutannya lebih dahulu mengajak kepada seluruh peserta yang hadir untuk menghadiahkan bacaan Al Fatihah kepada para tokoh yang telah dipanggil oleh Sang Khalik tersebut.
  Abdul Latief selanjutnya ingin pertemuan ini rutin dilakukan dalam rangka terus meningkatkan hubungan serumpun, khususnya antara Indonesia dan Malaysia yang sama-sama masuk dalam rumpun Melayu. Peningkatan hubungan itu dilakukan melalui hubungan pendidikan, kesenian, kebudayaan dan kesastraan.  “Jika sampai terjadi konflik diantara kedua negara baik Indonesia dan Malaysia yang timbul akibat provokasi media, maka kitalah yang mengamankannya sehingga konflik tidak melebar maupun meluas. Jadi kita semua yang hadir ini adalah duta-duta untuk itu,” harapnya. (
Bagikan Berita Ini :
 
Support : Creating Website