Komisi D, DPRD Sumatera Utara menggelar rapat dengar pendapat dengan PT Telkomsel, di gedung dewan, Kamis (13/10). Rapat dengar pendapat di pimpin Sekretaris Komisi D, DPRD Sumatera UtaraTunggul Siagian.
Rapat dengar pendapat di hadiri anggota Komisi D, DPRD Sumatera Utara H Ajib Shah, Yusuf Siregar, Amsal Nasutian, Analisman Z, Jamaluddin Hasibuan, Syafrida Fitrie dan GM Net Work Operation Regional Sumbagut PT Telkomsel Rahman Ramadya serta Manager Corporate Communication Area Sumatera PT Telkomsel Hadi Sucipto.
Di pertemuan itu, persoalan maraknya pencurian pulsa handphone menjadi agenda pembicaraan. Anggota Komisi D, DPRD Sumatera Utara Amsal Nasution mengatakan pelanggan paling banyak menggunakan kartu prabayar. "Pencurian pulsa sering disitu," tegasnya.
Hal senada juga dikemukakan anggota Komisi D, DPRD Sumatera Utara Yusuf Siregar. "Persoalannya bukan SMS penawaran.Tapi pulsa kita habis,"ujar Yusuf.
Ia menambahkan kita merasa terganggu SMS Telkomsel yang datang. "Picit bintang, pagar. Kami terganggu. Akibatnya pulsa bisa sedot," tandasnya.
Kritikan keras datang dari anggota Komisi D, DPRD Sumatera Utara H Ajib Shah. "Kami tidak perlu penawaran dari Telkomsel. Yang kami butuh hanya komunikasi," kritiknya.
Menanggapi hal itu, Manager Corporate Communication Area Sumatera PT Telkomsel Hadi Sucipto menyatakan tidak semua pelanggan Telkomsel itu prabayar dan tidak semua pelanggan mau memprint out billingnya. Memang banyak pelangan memilih prabayar.
"Jika ada penipuan, pelanggan bisa saja melaporkannya ke pihak Telkomsel. Soal pengiriman SMS, papar Hadi, pelanggan bisa meminta atau tidak meminta layanan SMS.
"Tapi pelanggan memiliki perbedaan. Ada yang suka dan ada yang tidak suka menerima SMS,"tegasnya. Amsal menyarankan ada baiknya pelanggan itu tidak diganggu oleh SMS sampah. Selanjutnya, Amsal mengharapkan agar PT Telkomsel menindak content provider nakal."Conten provider nakal perlu dihentikan,"tegasnya. (obet)