Penebangan Hutan Bakau di Tamiang Semangkin Marak
Sabtu, 11 Juli 20150 komentar
Tamiang-(OPM)
Aksi penebangan hutan bakau di kawasan Pusong Kapal, Kecamatan Seruway, Aceh Tamiang, kini semakin marak. Bahkan penebangan itu semakin dekat dengan lokasi tower mercuar, sehingga menara lampu pemandu bagi kapal di laut itu terancam.
Keuchik (Datok Penghulu) Desa Pusong Kapal, Bramsyah Senin mengatakan, setiap hari kayu bakau ditebang oleh pencari kayu bakau untuk dijadikan kayu arang. Menurutnya, kondisi kayu bakau di kawasan itu cukup indah dan ukurannya sudah besar antara 4-5 inchi.
“Setiap hari tidak kurang 10–12 perahu yang mengangkut kayu bakau yang telah ditebang dari lokasi tersebut,” ujar Datok Bramsyah. Menurutnya di lokasi itu memang dipasang papan tanda larangan menebang pohon. Namun imbauan tersebut tidak digubris oleh penebang kayu.
Menurut Datok Branmsyah, dirinya juga sering melarang warga menebang kayu bakau tersebut, tapi tidak pernah didengar. “Kami bingung harus berbuat apa, sebab instansi terkait tidak peduli dengan aksi penebangan hutan bakau tersebut.
Padahal jika hutan bakau telah gundul akan terjadi abrasi, dan akan membuat tower mercusuar tumbang,”katanya lagi. Dan yang paling parah lagi, kata Datok Pusong Kapal itu, jika hutan bakau habis ditebang, maka akan terjadi abrasi serta terjadi intrusi air laut hingga ke pemukiman penduduk.
“Seharsunya Dishut jangan diam saja, karena kalau air laut telah mencemari pemukiman penduduk dan masuk ke areal persawahan, maka masyarakat Pusong Kapal dan sekitarnya akan lapar karena tak bisa bercocok tanam lagi,” papar Bramsyah.
Karena itu, Datok Pusong Kapal itu mengharapkan agar instansi terkait segera mencegah aksi penebangan hutan bakau itu yang selama ini semakin marak