Undisbursed Loan Perbankan Sumut Rp 12,33 Triliun

Senin, 21 April 20140 komentar



 
Medan-Sumut,Online Pena Media.Com

Meski masih berada pada level yang cukup tinggi, undisbursed loan pada Pebruari 2014  mulai menurun pada bulan laporan tercatat sebesar 12,33 triliun atau  tumbuh negatif 4,05% (mtm). Persentase undisbursed loan terhadap total kredit tercatal  8,11 persen.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah IX Sumut-Aceh Difi A Johansyah kepada wartawan di kantornya kemarin mengatakan undisbursed loan pada Pebruari 2014 itu masih berada dibawah rata-rata persentase undisbursed loan selama 1 tahun terakhir yang  sebesar B,73 persen..  “Hal ini dikarenakan kredit yang telah disepakati belum dapat ditarik,  khususnya kreditmodal kerja yang menyumbang undisbursed loan hingga 19,55 persen,” kata Difi.

Berdasarkan sektor ekonomi, jelasnya, maka undisbursed loan tertinggi berada di sektor industri pengolahan  khususnya subsektor industri minyak goreng dari kelapa sawit mentah dan sektor perdagangan  besar khususnya subsektor perdagangan ekspor minyak kelapa sawit mentah.

Kredit perbankan untuk kegiatan perdagangan internasional di Sumut menurun baik ekspor maupun impor. Kredit ekspor tumbuh negatif 3,65 persen (mtm) dan impor tumbuh negatif 2,13 persen (mtm) yang menggambarkan adanya perlambatan kegtatan ekspor rmpor pada awal tahun 2014.  “Namun  dukungan perbankan terhadap  kegiatan perdagangan internasional masih cukup baik,” katanya. 

Hal ini  tergambar pada pertumbuhan tahunan  kredit ekspor impor pada bulan laporan yang mencapai 6,680/o (yoy) untuk transaksi ekspor  dan 64,09 persen (yoy) untuk transaksi impor. Pertumbuhan tahunan kredit ekspor yang berada dibawah impor menggambarkan bahwa diperlukan perhatian khusus bagi pengembangan kinerja ekspor di daerah ini. Upaya pemerintah memberlakukan Fasilitas Kemudahan lmpor Tujuan Ekspor (KITE) sangat diharapkan mampu mendorong pemanfaatan ekspor kedepannya.

Selain itu, pangsa kredit untuk sektor UMKM terhadap total penyaluran kredit perbankan terus meningkat. Pada bulan laporan, pangsa kredit UMKM mencapai 25,96 persen, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar 24,21 persen dan bulan  Januari 2014 yang sebesar 25,21 persen.  Pangsa terbesar penyaluran kredit sektor UMKM terdapat  pada sektor Usaha Mikro dan Kecil yaitu sebesar 54,99 persen .

“Peningkatan pangsa kredit UMKM ini merupakan perwujudan kesungguhan perbankan dalam menjalankan amanah yang digariskanBank lndonesia untuk mengucurkan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) minimal 20 persen dari kredit produktif secara bertahap sejak tahun 2013 hingga 2018,” jelas Difi.

Kewajiban tersebut  tertuang pada Peraturan Bank Indonesia (PBl) Nomor 14122/P8112012. Hal ini  juga tidak terlepas dari kesadaran bersama berbagai pihak yang bersinergi memberikan  perhatian terhadap pengembangan sektor riil khususnya UMKM dalam rangka memperkuat pondasi perekonomian nasional.Difi menambahkan seiring dengan stabiliasasi perekonomian, ternyata penyaluran kredit masih menunjukkan trend penurunan. Pada Pebruari 2014 kredit yang tersalur Rp152,75 triliun, menurun 0,42 persen (mtm) dibanding Januari 2014. Namun fungsi intermediasi masih tetap berjalan baik yang terlihat dari masih tumbuhnya kredit 14,84 persen (yoy) dibanding posisi sama tahun 2013. 

Pertumbuhan tahunan kredit perbankan konvensional 15,68 persen (yoy) dan syariah 0,54 persen (yoy).Sedangkan posisi sama tahun lalu, perbankan konvensional tumbuh 24,25 persen dan syariah 49.09 persen. Share kredit perbankan konvensional terhadap total penyaluran kredit mencapai 95,12 persen dan sisanya 4,88 persen bank syariah.

Gross Non Performing Loan (NPLs) pada Pebruari 2014 tercatat 2,45 persen, sedangkan persentase kredit yang disalurkan atau Loan to Deposit Ration (LDR) perbankan Sumut 97,08 persen. (BR)


Bagikan Berita Ini :
 
Support : Creating Website