RS Bina Kasih Kutip Uang Pasien
Rabu, 27 November 20130 komentar
Menurut Sekretaris Dinas Kesehatan Medan, drg Irma Suryani, Selasa (26/11) mengaku, sudah menyuruh petugas Dinkes Medan menghubungi keluarga pasien yang menjadi korban pungutan biaya. Keluarga pasien diminta membuat surat pernyataan keberatan soal adanya pungutan itu. “Saya sudah suruh staf menghubungi keluarga pasien. Tapi, hasilnya belum saya terima seperti apa,” ucap Irma Suryani.
Terkait adanya laporan pungutan terhadap pasien Jampersal (Jaminan Persalinan) di RS Bina Kasih.
Menurut informasi keluarga pasien Jampersal, Lilis (25), warga Sri Gunting Medan Sunggal, biaya yang dibayarkannya Rp 2,5 juta untuk proses persalinan di RS Bina Kasih, ternyata dipulangkan, Selasa. “Uang yang dibayarkan dulunya sudah dikembalikan utusan rumah sakit. Mereka datang ke rumah memberikan uang tersebut. Uang itu sangat berarti bagi adik sepupu saya. Mereka orang tidak mampu. Waktu itu, mereka terpaksa meminjam uang orang untuk membayar. Kita bersyukur bisa dikembalikan,” ucap kakak sepupu Lilis
Lilis melahirkan pada 24 Oktober 2013. Ketika itu dia diminta uang Rp2,450 juta. Awalnya saat mau masuk ke ruang operasi dengan biaya Rp 1 juta. Setelah proses operasi, dokter yang menangani mendatangi suami Lilis, Julpetra, meminta uang tambahan Rp 1,450 juta lagi.begitu junga dengan pasien bernama Dewi Maharani (31) warga Jalan Kelambir V Tanjung Gusta Medan, mengatakan, uang sudah dikembalikan sebelum pulang dari rumah sakit. Namun keluarga Dewi mengaku, diminta uang saat memasuki ruang operasi untuk persalinan. Ketika pegawai RS yang berada di UGD meminta uang Rp 1 juta. Dengan alasan, untuk jaminan pasien sebelum dilakukan tindakan persalinan atau operasi sesar. Namun setelah pihak keluarga ‘ribut’ mempertanyakan masalah Jampersal gratis, pihak rumah sakit akhirnya mengembalikan uang tersebut ke ibu Dewi.