Stock Beras Aman Jelang Puasa Di Sumut

Rabu, 11 Juli 20120 komentar

 

Kepala Badan Urusan Logistik Divisi Regional Sumatera Utara Nasrun Rahmani menjamin persediaan beras di daerah itu aman hingga akhir tahun dengan stok sebanyak 78.993 ton.
"Bahkan, persediaannya aman hingga awal tahun 2013," katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi B DPRD Sumut di Medan, Rabu.

 Lebih jauh Kepala Bulog Divre Sumut Nasrun Rahmany mengatakan, distribusi beras ke pasar yang kini berjalan lancar menjadi alasan mengapa ketersediaan beras untuk masyarakat terjamin dengan baik.
Apalagi saat ini panen masih berlangsung di beberapa daerah di Sumut, sehingga belum ada rencana impor beras yang akan dilakukan Bulog. “Kita berharap masyarakat tidak gelisah menyambut bulan suci Ramadhan dan Lebaran karena pasokan beras terjamin,” ujar Rahmany.

Dia menjelaskan, harga beras di sejumlah pasar tradisional di kota Medan untuk beras jenis IR 64 di tingkat pedagang ditawarkan dengan harga Rp220 ribu per karung seberat 30 kilogram, sementara beras Bulog dihargai Rp6.700 perkg dari sebelumnya hanya Rp5.700 per kg. Menurutnya, harga beras saat ini masih dalam kategori normal.

 46.810 TON RASKIN DISALURKAN

Sementara itu, sejak Januari hingga 20 April 2012, Bulog Drive Sumut juga sudah mendistribusikan beras miskin (raskin) sebanyak 46.810 ton atau 93,19 persen dari rencana. Hingga Mei 2012 nanti total raskin yang harus diterima masyarakat sebanyak 62.877 ton.
Dari jumlah itu, katanya, ada 15 kabupaten/kota yang pendistribusian raskin sudah mencapai 100 persen bahkan hingga 125 persen. Kabupaten/kota tersebut antara lain Medan, Binjai, Langkat, Deliserdang, Tebingtinggi, Dairi, Tanah Karo, Pakpak Bharat, Padang Sidimpuan, Sibolga, Labusel, Tapanuli Selatan, Paluta, Palas, dan Tapteng. Sedangkan Humbahas menjadi yang terendah pendistribusian raskinnya, cuma 31,45 persen.
"Kabupaten/kota lainnya sudah di atas 44,47 persen atau masih di bawah 100 persen,? jelasnya

 persediaan beras tersebut tersimpan di empat Sub-divre Bulog yang tersebar di sejumlah daerah dan dapat didistribusikan jika masyarakat membutuhkan.
Keempat sub-divisi regional (sub-divre) itu adalah Medan (64.603 ton), Pematang Siantar (3.812 ton), Kisaran (2.441 ton), dan Padang Sidempuan (8.136 ton)

Pihaknya akan mengeluarkan persediaan tersebut jika harga beras melonjak, terutama menjelang hari besar nasional seperti bulan suci Ramadhan, Lebaran, Natal, dan Tahun Baru.
Selain itu, persediaan beras tersebut juga akan dikeluarkan jika ada permintaan pelaksanaan operasi pasar dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, dan pemerintah kota di Sumut.

"Permintaan operasi pasar belum ada. Namun, tren kenaikan harga beras mulai terjadi," katanya.
Meski persediaan mencukupi, tetapi pihaknya terus berupaya untuk membeli padi atau beras dari petani agar persediaan di gudang Bulog Sumut semakin banyak.
Hal itu dilakukan karena kebutuhan beras di Sumut lebih banyak disebabkan daya konsumsi yang lebih.
"Secara nasional, tingkat konsumsi beras masyarakat hanya 135 kg per kapita. Sedangkan di Sumut mencapai 145 kg per kapita," katanya.

Mengenai Kesetabilan harga gula Bulog Divre I  berupaya untuk melakukan pembelian melalui prosedur tender. Ke PTPN II Pihaknya selalu menawarkan harga pembelian Rp9.510 per kg atau di atas jumlah prediksi yang ditetapkan PTPN 2 yaitu Rp9.300 per kg. 
Namun pihaknya selalu kalah tender karena ada pihak lain yang mengajukan harga pembelian sebesar Rp9.700 per kg. 
Disebabkan ingin menjaga stabilitas harga dan memelihara ketersediaan gula di Sumut, pihaknya menawarkan harga Rp9.700 per kg sebagaimana tawaran pihak pemenang tender. 
"Namun tetap tidak diterima juga," katanya. 


Sementara itu, anggota Komisi B DPRD Sumut Brilian Moktar mengatakan, fenomena itu dapat menjadi pembenaran rumor tentang adanya kelompok mafia dalam penjualan gula di PTPN 2. 
Politisi PDI Perjuangan itu menyatakan, pemerintah melalui Kementerian BUMN harus mengambil kebijakan khusus guna mengatasi masalah tersebut.
Bagikan Berita Ini :
 
Support : Creating Website