Reses DPRD SU Dapil x Banyak Temuan Menyimpang

Rabu, 12 Oktober 20110 komentar


 Rumah Umu Sakit Sidikalang

Sidikalang (Pena Media)
Badan Kesejahtaraan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumut mengakui adanya kekeliruan dalam pelaksanaan operasi Keluarga Berencana (KB) di Rumah Sakit Umum (RSU) Sidikalang, Kabupaten Dairi.

Permintaan maaf ini disampaikan menanggapi tindaklanjut temuan tim reses DPRD Sumut ke RSU Sidikalang pada 7 Mei 2010 lalu.

"Pihak BKKBN sudah menyampaikan maaf atas kekeliruan itu dan berjanji akan memperbaikinya," kata anggota Komisi B DPRD Sumut, Richard Eddy M Lingga SE (foto) kepada pers di Medan, Kamis (13/5).

Menurut Richard, pihaknya mempertanyakan langsung kinerja tim medis ang diutus dalam pelaksanaan kontrasepsi mantap (kontap) di RSU Sidikalang bagi masarakat Kabupaten Dairi yang dinilai tidak memenuhi standar operasi. Bahkan kinerja tim medis ini dianggap tidak profesional.

Kedatangan tim X reses DPRD Sumut yang dipimpin langsung oleh Richard Eddy M Lingga SE diterima Kepala Bidang KB dan Kesehatan Provsu Yusnani Pane SH Senin 10 Mei lalu dan berjanji kepada tim dewan akan segera memperbaiki kinerja tim medis di lapangan.

"Secara khusus BKKBN meminta maaf kepada masyarakat Dairi yang ikut dalam operasi KB tersebut," ujar politisi dari Partai Golkar ini.

Dalam pertemuan itu, Richard Lingga menyampaikan adanya kekacauan pelaksanaan Operasi KB yang dilaksanakan BKKBN Sumut di RSU Sidikalang, baik soal penggunaan sarung tangan yang tidak pernah diganti, sehingga perlu dicermati demi kesehatan dan kesterilan para pasien.

Minta Maaf

Mendengar keluhan dan temuan yang disampaikan DPRD Sumut, BKKBN melalui Yusnani Pane SH meminta amaf atas kesalahan maupun kesilafan yang disengaja tim medis dalam pelayanan yang kurang maksimal dan berjanji tidak akan melakukan hal serupa di kemudian hari demi suksesnya program pemerintah di bidang keluarga berencana.

Saran dan kritikan disampaikan oleh anggota dewan menurut Yusnani Pane merupakan masukan untuk memperbaiki kinerja ke depan.

"Kami anggap ini sebagai cambuk untuk memacuk peningkatan kinerja kami," ujar Richard menirukan ucapan Yusnani Pane SE.

Ditambahkan, soal laporan dewan bahwa penggunaan sarung tangan dilakukan berulangkali terhadap pasien, mungkin suatu kelalaian dan kesalahan. Ditambahkan Yusnani, memang benar setiap satu pasien dipergunakan satu set sarung tangan dan satu spit jarum suntik, sehingga tidak herankan tim BKKBN SUmut menyediakan stok 500 spit jarum suntik dan 200 set sarung tangan untuk dua orang pasien Operasi KB di RSU Sidikalang.

"Jadi secara medis sebenarnya pelaksanaan dan prosedur operasi sudah benar memenuhi standarisasi, mungkin beberapa hal yang perlu diperhatikan sehingga ke depan akan diperbaiki seoptimal mungkin," ungkap Yusnani.
Bagikan Berita Ini :
 
Support : Creating Website