Hubungan Kapolres & Ketua DPRD Binjai Memanas

Minggu, 09 September 20120 komentar

BINJAI-Setelah amuk massa dengan mengobrak-abrik dua ruko milik Ahwan, hubungan Kapolres dan Ketua DPRD Binjai pun memanas. Keduanya memang terlibat tegang urat di lokasi kejadian, sesaat sebelum Wali Kota Binjai HM Idaham tiba di lokasi.
RICUH: Warga Lingkungan IV, Jalan T Imam Bonjol, Kelurahan Setia, Kecamatan Binjai Kota saat mengobrak-abrik dua  (ruko) milik Ahwan (kiri)  barang-barang milik Ahwan  dibakar massa (kanan), Minggu (2/9)dini hari.//bambang/posmetro binjai/smg
RICUH: Warga Lingkungan IV, Jalan T Imam Bonjol, Kelurahan Setia, Kecamatan Binjai Kota saat mengobrak-abrik dua (ruko) milik Ahwan (kiri) dan barang-barang milik Ahwan yang dibakar massa (kanan), Minggu (2/9)dini hari.//bambang/posmetro binjai/smg
“Sebenarnya berawal saat saya diundang oleh tokoh Tionghoa untuk turun ke lapangan guna membantu mengamankan atau mewujudkan situasi yang lebih kondusif,” ujar Ketua DPRD Binjai, Zainuddin Purba, kemarin.
Tegang urat terjadi saat para petinggi di Kota Rambutan tersebut duduk bersama di sebuah ruko yang membuka usaha bengkel. Menurut Zainuddin, Kapolres Binjai AKBP Musa Tampubolon langsung emosi saat dia berkoordinasi atau berkomonikasi seputar kejadian tersebut. “Saudara apa urusannya di sini? “ kata Zainuddin Purba mengulangi ucapan Kapolres Binjai kepada dirinya.
Menyikapi ucapan Kapolres tersebut, Zainuddin Purba merasa tidak terima dan langsung berang. “Saya ini Ketua DPRD Binjai, masak seorang Kapolres melarang saya turun ke lapangan. Yang menelepon saya untuk turun ini langsung dari tokoh etnis Tionghoa kok,” tegas Zainuddin Purba.
Hubungan memanas ini tampaknya berlarut. Pasalnya, kemarin, Zainuddin juga memberi pernyataan yang ‘menyerang’ Musa Tambubolon. Tampaknya dia sangat tidak terima dengan apa yang diucapkan Kapolres Binjai itu terhadap dirinya. Sehingga ia menyatakan dengan tegas, kalau Kapolres Binjai tidak mampu menjaga kekondusifan di Kota Binjai.
SERBU: Warga saat menyerbu Mapolres Binjai, Sabtu (1/9).//bambang/posmetro binjai/smg
SERBU: Warga saat menyerbu Mapolres Binjai, Sabtu (1/9).//bambang/posmetro binjai/smg
“Kita minta agar Kapolres Binjai ini diganti dengan orang yang lebih bijaksana. Agar kekondusifan di Kota Binjai ini dapat terjaga,” tegas Zainuddin dengan nada lantang.
Selain meminta agar Kapolres Binjai di ganti, Zainuddin juga menilai kalau prosedur penangkapan terhadap tersangka sudah menyalahi aturan. “Menurut Polres Binjai penangkapan itu sudah sesuai prosedur. Tapi menurut saya prosedur penangkapan itu salah. Kalau sesuai prosedur, tangkap tersangka dengan baik-baik di rumahnya, diborgol, lalu dibawa ke Polres Binjai,” tegasnya.
Setelah berada di Polres Binjai, sambung Zainuddin, tersangka menjalani pemeriksaan dan dikenakan pasal sesuai kesalahan yang dilakukan. “Kau dikenakan pasal ini tentang pencurian, penganiayaan dan sebagainya. Sehingga tersangka mengerti. Bukan main tangkap lalu ditembak seperti itu,” ucapnya.
Untuk itu Zainuddin berharap agar pihak kepolisian dapat lebih meningkatkan kekondifan Kota Binjai. “Kita tidak ingin kejadian ini terulang lagi. Selain itu saya juga harapkan, agar masyarakat jangan sampai menyangkut pautkan persoalan ini sebagai persoalan antaretnis,” harap Zainuddin.
Di sisi lain, Wali Kota Idaham saat berada di lapangan mengatakan, kalau persoalan ini hanya disebabkan kesalahan miskomonikasi. Sehingga hal ini, menurutnya, dapat diselesaikan dengan cara baik-baik. “Saya hanya meminta, agar persoalan ini diselesaikan dengan baik. Karena tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan. Selain itu, saya minta agar masyarakat tidak terprovokasi atas kejadian ini,” harap Idaham.

1 Pleton Brimob Disiagakan

Sementara itu, bentrok yang terjadi antara polisi dan warga Imam Bonjol, Kelurahan Binjai Kota, yang terjadi malam Sabtu hingga Minggu dini hari berangsur pulih. Namun hingga kini, sedikitnya 1 pleton Brimob dan 1 pleton polisi dari Polres Binjai, masih terlihat berjaga di lokasi kejadian guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, Minggu (2/9).
Meski dijaga polisi, warga berdarah Tionghoa tampak cemas dengan bentrok susulan. Pasalnya, sempat terjadi bentrok antara warga sekitar dengan warga Tionghoa bernama Ahwan. Apalagi, ratusan massa yang sebelumnnya ‘menyerang’ Mapolres Binjai mendatangi rumah pelapor dalam kasus pemukulan yang terjadi sekitar sebulan lalu.
Dalam kasus itu, Djunet diduga telah melakukan pemukulan terhadap Ahwan. Hal itu dilakukan Djunet karena saat itu Ahwan, yang membuka usaha warnet di ruko berlantai 3 di Jalan Imam Bojol, Kelurahan Setia, Kecamatan Binjai Kota, melakukan tidak kekerasan terhadap adiknya dengan cara memukul.
Kekhawatiran warga berdarah Tionghoa ini sempat dilontarkan Anggota DPRD Binjai, dari komisi C, Petrus. Dijelaskannya, dirinya selaku warga negara Indonesia tidak ingin teterjadi hal-hal yang tidak diinginkan menimpa negara ini. “Oleh sebab itu, kita meminta pihak kepolisian lebih bijak lagi menyelesaikan permasalahan ini. Saya menilai, ini murni tindakan kriminal. Jadi ini tidak ada sangkut pautnya dengan permasalahan ras ataupun keturunan. Jadi, meski kita berlain-lainan suku, namun kita ini tetap satu dan harus saling bahu-membahu membangun negara ini,” kata wakil rakyat yang berdarah Tionghoa itu. Bahkan, dirinya mengaku, akan melakukan mediasi dengan pemuka masyarakat. “Dalam waktu dekat ini kita akan melakukan pertemuan dengan seluruh tokoh masyarakat yang ada di Binjai. Yang pasti, saya tekankan jika kejadian ini bukannya perang antara suku dan lainnya. Ini memang murni tindakan kriminal. Dan oleh sebab itu, kita meminta Kapolres Binjai dapat menyikapi permasalahan ini dengan serius,” terang politisi asal PDIP tersebut.

Ahwan diungsikan

Di sisi lain, untuk mengantisipasi kejadian yang tidak dinginkan, Ahwan yang menjadi salah satu pelapor terhadap tersangka dengan tuduhan melakukan pencurian, akhirnya diungsikan pihak kepolisian di rumah keluarganya.
“Untuk sementara ini akan diadakan perbaikan terhadap ruko yang dirusak warga. Dan, saat ini pemilik ruko juga sudah kita amankan di rumah keluarganya yang lain agar lebih aman,” kata Kapolres Binjai, AKBP Musa Tampubolon.
Namun menurut seorang warga Tionghoa, yang bekerja di bengkel tak jauh dari ruko milik Ahwan, pemilik ruko tersebut masih ada di rumahnya. “Dua ruko itu milik dia (Ahwan, Red). Dan, dia masih ada di dalam bersama keluarganya yang lain,” cetus warga Tionghoa itu.
Lebih jauh dikatakannya, keluarga Ahwan ada di sekitar rukonya tersebut. Satu keluarganya yang lain berada di sebelah usaha bengkel tempat ia bekerja. “Dua ruko itu punya dia (Ahwan, Red) dan satu ruko lagi di sebelah bengkel ini punya kakaknya,” terang warga Tionghoa yang memiliki rambut tipis tersebut.
Menurutnya, sebelum Ahwan membuka usaha butik, terlebih dahulu ia membuka usaha warnet. Selain itu, Ahwan juga seorang pengusaha yang terbilang sukses. “Kalau usaha butiknya sekarang ini bisa kita katakan hanya untuk anaknya. Sebab Ahwan ini memiliki usaha angkutan umum seperti truk,” bebernya.
Melihat kejadian ini, sambungnya, warga Tionghoa sekitar memang merasa was-was. Namun, rasa trauma yang mendalam tentu dirasakan oleh Ahwan dan keluarganya. “Kalau kami sebenarnya takut juga. Tapi kalau menurut saya Ahwan yang paling trauma atas kejadian ini. Maunya, masyarakat jangan main hakim sendiri. Kalau bicara dengan baik-baik ‘kan lebih enak,” sarannya.
Pantauwan di lokasi pembakaran sejumlah barang-barang ruko tersebut, terlihat petugas terus melakukan penjagaan dengan bersenjata lengkap. Bahkan dua ruko yang diobrak-abrik oleh warga sudah diberi police line atau garis polisi. (ndi/mag-12/bam/smg)

Dua Warga Ditangkap

Dua orang warga akhirnya ditangkap polisi terkait amuk warga Lingkungan IV, Jalan T Imam Bonjol, Kelurahan Setia, Kecamatan Binjai Kota, dengan mengobrak-abrik dua buah rumah toko (ruko) milik Ahwan. Mereka yang ditangkap adalah G (17) warga setempat dan S (17) warga Kelurahan Mencirim, Binjai Timur.
Kedua pemuda ini diamankan langsung oleh Kapolres Binjai, AKBP Musa Tampubolon.
Bagikan Berita Ini :
 
Support : Creating Website