Di Langkat Ada sekitar 1.600 Sumur Minyak Tua

Rabu, 11 April 20120 komentar



Sebanyak 1.600 sumur minyak tua diperkirakan terdapat di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, baik itu yang masih berproduksi maupun yang sudah tidak berproduksi lagi.

"Sumur-sumur minyak tua itu terdapat di berbagai kecamatan yang ada di Kabupaten Langkat ini," kata staf Humas Koperasi Minyak Darat Padang Tualang, Arbai, di Stabat, Selasa (22/11).

Seperti yang ada di Kecamatan Padang Tualang tepatnya di Desa Bulu Telang dan Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan diperkirakan terdapat 500 sumur, katanya.

Sementara di Kecamatan Pangkalan Brandan dan Pulau Kampai Kecamatan Pangkalan Susu diperkirakan ada 300 sumur minyak tua.

Selain itu pula, di Kecamatan Pematang Jaya dan Pangkalan Susu, ada sekitar 200 sumur, di Kecamatan Besitang, Hinai, Stabat, Tanjung Beringin diperkirakan ada sekitar 600 sumur, kata Arbai.

Dari sumur-sumur minyak itu yang masih beroperasi dan menghasilkan minyak mentah, di antaranya berada di Buluh Telang, Kecamatan Padang Tualang dan Telaga Said Kecamatan Sei Lepan, hingga sekarang ini. "Hingga kini dua sumur itu masih berproduksi," katanya.

Kini produksi minyak yang ada di dua kecamatan tersebut telah menjadi rebutan kalangan pengusaha maupun masyarakat setempat.

Hampir setiap hari, lebih kurang 30 ton minyak disedot dari perut bumi di dua kecamatan tersebut.

Harga jualnyapun bervariasi antara Rp80.000 s/d Rp90.000 per jerigen isi 35 liter minyak mentah.

Minyak-minyak mentah inilah yang diolah oleh pengusaha maupun masyarakat dijadikan bensin, solar, minyak tanah, setelah itu baru dijual kepada masyarakat umum.

Ketika ditanyakan kenapa koperasi Minyak Darat tidak mampu membeli minyak hasil sulingan masyarakat ini, Arbai menjelaskan, harga minyaknya yang dibeli terlalu tinggi.

Untuk itulah dirinya sangat berharap agar Pemerintah Kabupaten Langkat segera menertibkan ratusan penyuling minyak mentah ini, katanya.

Selain itu juga, Pemkab Langkat, dapat memberdayakan koperasi yang ada, untuk mengelolanya di sana.

Kini koperasi yang ada, hanya menjadi penonton saja, akibatnya terjadi persaingan harga yang tidak sehat.

"Ada juga mafia-mafia minyak yang masuk ke daerah tersebut, sehingga harga sulit dikendalikan, itulah yang menyebabkan koperasi tidak mampu membeli minyak mentah itu," kata Arbai.

Sementara itu, menurut staf Humas PT Eksindo, Binsar, berharap agar masyarakat segera meninggalkan lokasi sumur minyak tua.

"Pengelolan minyak mentah yang ada harus dilakukan secara profesional, sehingga masyarakat tidak akan jadi korban, bila minyak tersebut nantinya dipasarkan," katanya.
Bagikan Berita Ini :
 
Support : Creating Website